Kementerian Kesehatan RI mengingatkan dehidrasi dan serangan panas bisa menjadi ancaman bagi jamaah haji di tengah cuaca panas ekstrem di Arab Saudi saat pelaksanaan haji 1442H atau 2022M.

“Jangan tunggu haus, ini penting untuk mencegah dehidrasi dan heat stroke karena menjadi salah satu faktor penyebab kematian bagi jamaah,” ujar Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes, Budi Sylvana.

Ia mengatakan jamaah haji 2022 dihadapkan pada suhu yang cukup ekstrem dan bisa mencapai 50 derajat Celcius.

Oleh karena itu, jamaah haji diimbau untuk memakai penutup kepala, tabir surya, dan rajin minum untuk menghindari dehidrasi.

“Seperti tagline kami tahun ini, ‘Jangan Tunggu Haus’,” ucapnya.

Budi juga meminta jamaah haji menghindari kelelahan yang berlebihan.

Jamaah haji diminta tetap fokus pada prosesi wajib hajinya.

“Silakan melakukan aktivitas lain pada ibadah sunah lain namun fokus dulu kepada prosesi wajib haji,” tuturnya.

Ia juga mengatakan di 2022 Kemenkes menugaskan 776 orang petugas kesehatan untuk memastikan kesehatan jamaah selama menunaikan ibadah haji di Tanah Suci.

Jumlah petugas kesehatan haji 2022 menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang sebanyak 1.832 orang.

“Memang dari sisi kuantitas ada pengurangan jumlah namun dari sisi jenisnya ada penambahan,” paparnya.

Ia mengatakan ada 12 jenis spesialisasi yang diturunkan Kemenkes dalam pelaksanaan haji 2022, yakni dokter spesialis penyakit dalam, spesialis paru, spesialis jantung dan pembuluh darah, spesialis saraf, spesialis bedah ortopedi, spesialis bedah umum, psikiater, spesialis rehabilitasi medis, spesialis anestesi, spesialis emergensi medis, spesialis penerbangan, dan spesialis mikrobiologi klinik.

“Dokter spesialis mikrobiologi klinik ini untuk mengendalikan pencegahan infeksi selama di Arab Saudi karena kita tahu haji tahun ini masih dalam situasi pandemi sehingga segala antisipasi harus dilakukan,” tuturnya.