Selain gejala umum seperti demam, batuk, dan kelelahan, ada juga gejala COVID-19 berupa perut buncit dan gangguan perut lain.
Penelitian telah menemukan penyebab virus corona dapat memasuki sistem pencernaan melalui reseptor permukaan sel untuk enzim yang disebut angiotensin converting enzyme 2.
Dilansir dari Times of India, masalah pencernaan dapat dengan mudah terjadi karena reseptor untuk enzim ini 100 kali lebih umum di saluran pencernaan dibanding pernapasan.
Aplikasi ZOE COVID Study di Inggris melaporkan sebagian besar pasien yang dites positif COVID-19 mengalami gejala gastrointestinal (GI).
Gejala GI juga merupakan ciri umum virus corona selama strain Alpha dan Delta, dan juga muncul selama gelombang Omicron.
Berikut beberapa gejala COVID-19 yang dapat mempengaruhi perut.
Diare Orang dengan COVID-19 umumnya mengalami diare.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Gastroenterology meneliti 206 pasien dengan kasus COVID-19 ringan.
Mereka menemukan 48 orang hanya memiliki gejala pencernaan dan 69 lain memiliki gejala pencernaan dan pernapasan.
Dari total 117 orang dengan gangguan lambung, 19,4 persen di antaranya mengalami diare sebagai gejala awal.
Sebuah studi tahun 2021 yang diterbitkan di SN Comprehensive Clinical Medicine menemukan pasien COVID-19 yang mengalami diare sebagai salah satu gejala yang muncul lebih mungkin mengalami infeksi parah.
Sakit perut Beberapa penderita COVID-19 mengeluhkan sakit perut akut dan nyeri perut saat terinfeksi.
Sebuah studi di Beijing menganalisis semua studi klinis COVID-19 dan laporan kasus terkait masalah pencernaan yang diterbitkan antara Desember 2019 dan Februari 2020.
Mereka menemukan 2,2-6 persen pasien mengalami sakit perut.
Sakit perut yang terkait dengan virus corona sering disertai tanda-tanda lain, seperti sakit kepala dan kelelahan.
Dalam beberapa kasus, orang yang terinfeksi mungkin juga mengalami sakit tenggorokan dan kehilangan nafsu makan.
Kehilangan nafsu makan Selain gejala gastrointestinal, banyak pasien COVID-19 juga melaporkan kehilangan nafsu makan.
Menurut penelitian Beijing yang sama, sekitar 39,9-50,2 persen orang mengalami kehilangan nafsu makan.
Studi ZOE COVID juga menemukan satu dari tiga pasien COVID-19 kehilangan nafsu makan, yang menyebabkan malas makan.
Kehilangan nafsu makan dapat disebabkan oleh perasaan terlalu sakit atau lelah untuk menyiapkan atau makan.
Untuk orang dewasa di atas 35 tahun, kehilangan nafsu makan biasanya berlangsung selama rata-rata empat hari, tetapi bisa juga seminggu atau lebih untuk pemulihan total.
Pada usia di bawah 35, kehilangan nafsu makan biasanya berlangsung 2-3 hari dan mereka menjadi lebih baik dalam seminggu.