Menguap biasanya dikaitkan dengan mengantuk, bosan, dan kelelahan.
Seseorang yang menguap karena lelah, detak jantungnya meningkat dengan cepat selama menguap.
Peningkatan detak jantung ini menunjukkan menguap bisa menjadi tanda akan kelesuan.
Mengutip Sleep Foundation, rata-rata manusia menguap 5 hingga 10 kali sehari.
Sebagian orang ada juga yang menguap lebih banyak setiap hari.
Merujuk beberapa laporan riset, orang yang menguap berlebihan bisa mencapai 100 kali dalam sehari.
Bila terus-menerus menguap, itu mungkin gejala gangguan tidur atau masalah medis lainnya.
1.
Fungsi pernapasan Menguap merupakan fungsi pernapasan ketika darah membutuhkan oksigen.
Mengutip WebMD, menguap secara teratur refleks dalam tubuh yang terjadi begitu saja tanpa disengaja.
Ada banyak hal yang peneliti sepakati sebagai penyebab menguap.
Salah satunya perubahan ketinggian, misalnya Anda sedang mengemudi di ketinggian berbeda, maka Anda akan menguap dengan sengaja sebagai respon otomatis tubuh Anda.
2.
Menguap itu menular Menguap adalah refleks yang tak mengikuti banyak pola konsisten.
Banyak orang menyetujui bahwa menguap itu menular.
Melihat orang lain menguap menyebabkan orang lain yang melihat juga mengangakan mulut.
Ada beberapa teori yang menyebut menguap itu menular, salah satunya teori empati.
Empati teori paling umum yang menjelaskan menguap yang menular.
Menguap tanda empati ketika orang lain juga melalukan hal yang sama.
3.
Menguap sebagai sarana komunikasi Beberapa peneliti meyakini alasan manusia menguap lebih berkaitan dengan evolusi.
Sebelum manusia berkomunikasi secara vokal, mereka mungkin telah menggunakan menguap untuk menyampaikan pesan.
Menguap dianggap sebagai tanda kebosanan atau kantuk.
Iitu bisa jadi hal yang juga dikomunikasikan manusia purba pada zaman dulu.
Manusia purba mungkin telah menggunakan menguap untuk menandakan kewaspadaan terhadap yang lain.
4.
Menunjukkan ketaksopanan Menurut Sleep Foundation, menguap berlebihan sering dikaitkan dengan faktor budaya.
Ini dianggap tak sopan dalam banyak budaya, sehingga menguap terus-menerus berdampak negatif dalam kehidupan sosial.
Menguap berlebihan juga bisa menjadi gejala dari gangguan yang mendasarinya.
5.
Bayi menguap dalam kandungan Mengutip National Public Radio (NPR), beberapa penelitian sebelumnya telah menggunakan gambar ultrasound untuk menunjukkan janin menguap.
Tapi itu masih perlu dipastikan hanya sekadar membuka mulut atau menguap.
Peneliti dari University of Durham, Inggris, Nadja Reissland meneliti kembali menggunakan teknik ultrasound yang lebih detail.
Hasilnya didapat gambar perbedaan wajah janin yang menguap dengan yang hanya membuka mulut.
“Tampak lebih jarang membuka mulut daripada menguap,” menurut laporan oleh Reissland dan rekan-rekannya di jurnal Plos One.
KAKAK INDRA PURNAMA Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.