Pengusaha Pipiltin Cocoa menceritakan pengalaman unik saat memenuhi pesanan pelanggan selama Ramadan dan lebaran kemarin.
Pendiri Pipiltin Cocoa, Tissa Aunilla dan Irvan Helmi menyampaikan, pesanan menarik untuk Ramadan dan Lebaran ternyata tidak berhubungan dengan cokelat yang menjadi dagangan utama mereka.
“Ada yang minta dibuatkan pantun lebaran,” kata Irvan dalam jumpa virtual “Kategori Makanan dan Minuman Laris Manis, Tokopedia dan Ahli Gizi Bagi Tips Kembalikan Pola Makan Sehat Seusai Lebaran” pada Kamis, 12 Mei 2022.
Untungnya, menurut Irvan, ada tim Pipiltin yang jago merangkai kata dan membuat pantun.
“Dia biasa menjawab chat atau permintaan pelanggan dengan kata-kata yang seru dan menyenangkan,” kata Irvan.
“Karena sebagian besar interaksi dilakukan lewat teks, maka perlu ucapan yang lebih berkesan.” Mengenai permintaan pantun tadi, berikut jawaban dari Pipiltin Cocoa kepada pelanggan.
Ikan teri dimakan bebekIdul Fitri comebackAda kabin isinya buayaMaafkan kami sekeluarga ya Dari situ, Irvan melanjutkan, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM tak hanya mampu membuat dan memberikan produk yang bagus, namun banyak hal-hal lain yang harus dikuasai.
Selain soal pantun tadi, pelaku UMKM mesti belajar mengemas produk dengan baik dan aman sampai tujuan, promosi yang sesuai, serta memanfaatkan berbagai peluang pemasaran demi pertumbuhan usaha.
Tissa Aunilla menambahkan, Pipiltin Cocoa kerap mengikuti kampanye di Tokopedia sebagai media promosi.
“Selama ini kesan yang terbangun kalau toko online itu harus diskon terus-terusan, padahal penting juga exposure atau promosi dalam mengenalkan produk,” ujarnya.
Dalam memenuhi lonjakan permintaan selama Ramadan dan lebaran yang mencapai tiga kali lipat, menurut Tissa Aunilla, Pipiltin Cocoa menyiapkan stok dalam tiga sampai empat bulan sebelumnya.
“Jangan sampai kami promosi, tapi saat ada yang memesan, produknya enggak ada,” ujarnya.
Tissa Aunilla dan Irvan Helmi mengatakan, Pipiltin Cocoa menggunakan cokelat asli Indonesia yang berasal dari enam daerah, yakni Aceh, Bali, Papua Barat, Jawa Timur, Flores, dan Kalimantan Timur.
“Kami fokus pada cokelat Indonesia karena Indonesia adalah negara penghasil cokelat yang paling beragam di dunia,” ujar Irvan.