Dunia kesehatan masih belum menemukan penyebab pasti hepatitis akut yang menulari anak-anak.

Meski demikian, bukan berarti penyakit misterius tersebut tidak dapat dicegah.

Direktur Utama RSUPN Dr.

Cipto Mangunkusumo Jakarta, Lies Dina L, menekankan pola makan menjadi kunci penting untuk menghindari penularan hepatitis akut pada anak yang hingga kini belum diketahui penyebabnya.

“Kepada masyarakat dimohon untuk tidak panik tapi betul-betul harus hati-hati karena penyakit ini kerusakan akan cepat sekali terjadi,” kata Lies.

Lies mengatakan pencegahan dapat dimulai dari rumah.

Orang tua dapat mulai memastikan anak mendapatkan gizi yang baik dan cukup melalui makanan sehat yang dikelola dengan bersih dan terkontrol.

Mengingat pembelajaran tatap muka (PTM) sudah dimulai sejak 17 Mei 2022, orang tua disarankan untuk membawakan bekal bergizi pada anak guna mencegah jajan di sembarang tempat dan memakan makanan yang tidak sehat.

“Kita juga perlu ingatkan jangan makan dari teman atau meminjam sendok garpu teman.

Itu bisa menimbulkan rasa lebih percaya diri bahwa kita melepas anak dan sudah membekali mereka,” ucap Lies.

Menurutnya, penting bagi anak untuk teredukasi mengenai kondisi hepatitis akut, baik secara global maupun nasional, supaya mereka lebih peka untuk melindungi diri dari penularan penyakit tersebut.

Sementara di sekolah, orang tua bersama para guru bisa mengajak anak untuk membiasakan diri mencuci tangan dengan sabun sebagai salah satu upaya mencegah penularan hepatitis akut di dalam kelas.

“Mencuci tangan ini merupakan pola hidup sehat yang baik bagi kalangan anak-anak, bukan hanya untuk masa sekarang tapi investasi sampai dewasa.

Mereka tahu menjaga diri, menjaga kesehatan,” katanya.

Lies juga menyarankan pemerintah agar membantu sekolah memperluas edukasi terkait pencegahan hepatitis akut yang dilakukan melalui penyebaran selebaran rajin mencuci tangan atau larangan jajan sembarangan.

Ia berharap semua pihak tidak ada yang menyepelekan hepatitis akut pada anak karena sudah ditemukan kasus kematian.

Dengan demikian, orang tua yang cerdas dan cermat berperan penting dalam melindungi anak dari hepatitis akut.

“Hati-hati, diperiksa dulu apakah dia memiliki kelainan dalam buang air kecil, dilihat buang air besarnya.

Kalau misalnya dia dalam beberapa hari masih seperti itu, segera dibawa ke dokter.

Jadi, jangan tunggu kuning dulu,” imbaunya.